Home » » Tanya Jawab Tentang Bekam

Tanya Jawab Tentang Bekam

Written By Sugeng on Wednesday, June 26, 2013 | 1:33 AM



Apakah bekam membatalkan shaum ?
Melakukan bekam ketika shaum adalah tidak membatalkan shaum, sebagaimana rawatan – rawatan pengobatan lainnya pun tidak membatalkan shaum selama tidak mengandung proses makan, dan hal – hal yang secara syari’at  dikategorikan membatalkan shaum.
“Dari Abbas ra, Nabi SAW berbekam sedang Beliau dalam keadaan shaum.” (HR Bukhari).
Hadits tersebut menerangkan bahwa Rasulullah saw melakukan bekam padahal Beliau dalam keadaan shaum. Hadits ini menjadi salah satu dasar hokum bahwa bekam tidaklah membatalkan shaum, namun justru kemudian menjadi sebuah amalan yang menjadi utama di kala shaum.
Dr. Yusuf Al –Qardhawy juga mengutip hadits di atas dalam bukunya, “Puasa Ala Rasul” dalam bab “Hal – hal Yang Tidak Membatalkan Shaum”, padanya Beliau mencatat bahwa bekam termasuk amalan yang tidak membatalkan shaum.
Imam Syafi’I berkata ; “Yang aku hafal dari kebiasaan Sahabat Radhiyallahu ‘Anhum, tabi’in, dan para ulama, yakni bahwa mereka tidak mempermasalahkan bekam ketika shaum.”

Apakah melakukan bekam ketika shaum berisiko terhadap kesehatan ?
Melakukan bekam ketika sedang menjalankan shaum adalah aman, bahkan jika ditinjau dari segi menfaatnya maka bekam sangat ideal jika dilakukan saat shaum.
Shaum mampu mengangkat toksin dan sel – sel yang sudah tidak diperlukan ke permukaan tubuh, sehingga sangat ideal jika pada saat yang sama juga dilakukan terapi bekam, karena racun yang sudah ada dipermukaan tubuh akan tersedot tuntas oleh hisapan kop bekam.
Shaum juga mampu melebarkan pembuluh darah, sehingga bekam pada saat shaum merupakan bekam dalam kondisi sirkulasi darah yang sangat baik. Ini menyebabkan kesan dari proses bekam akan cepat direspon oleh tubuh, sehingga tujuan utama dari proses pembekaman yakni meningkatnya fungsi imunitas tubuh akan cepat dicapai dalam kondisi shaum tersebut.
Rasulullah saw dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum sudah terbiasa melazimkan (baca : merutinkan) berbekam ketika shaum, karenanya dengan izin Allah swt mereka hidup dalam kesehatan yang paripurna/holistic.
Seorang sahabat yang sangat istiqamah dalam mengamalkan berbekam ketika shaum salah satunya adalah Ibnu Umar ra. Seorang sahabat yang dikenal sangat teguh memegang sunnah Nabi saw. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Ibnu Umar ra biasa berbekam dalam keadaan berpuasa, sampai ketika ia semakin tua dan fisiknya menjadi lemah, maka ia meninggalkan berbekam di siang hari ketika shaum namun tetap melakukannya pada malam harinya.
Inilah sedikit dari luasnya hikmah yang dapat kita ambil dari untaian sunnah Rasulullah saw yang mulia, kemodernan peri hidup yang telah ada sejak 14 abad lalu dan terlupakan oleh kita sebagai umatnya.

Apakah shaum menyebabkan stamina dan produktivitas menurun ?
Keluhan kesehatan selama menjalankan ibadah shaum biasanya seputar stamina tubuh yang menurun, di antaranya keluhan akan kantuk dan lemas di siang hari. Salah satunya disebabkan perubahan pola tidur di Bulan Ramadhan, yang menyebabkan jam tidur berkurang, namun sebenarnya bisa disiasati dengan tidak melakukan begadang atau tidur terlalu larut.
Namun ternyata bukan hanya kurang tidur yang menjadi penyebab utamanya, tapi juga karena metabolism tubuh yang  berubah. Shaum membuat kadar glukosa dalam darah menurun yang membuat otak sulit berkosentrasi. Otak mendapatkan energy dalam bentuk glukosa, sehingga jika aliran glukosa  ke jaringan otak berkurang maka akan mempengaruhi kinerja dari otak. Otak mengkonsumsi  60 persen asupan glukosa tubuh, jika cadangan energi dalam tubuh berkurang maka kadar glukosa dalam darahpun berkurang, saat itulah orang akan merasakan mengantuk. Factor lainnya adalah kekurangan zat besi.
Maka yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko ngantuk dan lemas saat shaum adalah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat komplek ketika sahur. Karbohidrat komplek berguna untuk memberikan cadangan glukosa yang mencukupi selama shaum. Karbohidrat komplek di antaranya bisa didapat pada nasi merah, madu, kurma, dan lain – lain. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan zat besi bisa didapat dengan mengkonsumsi sayur – sayuran hijau, Spirulina (herbal), dan juga pada Sari Kurma.

Makanan Apa saja yang paling baik dikonsumsi ketika berbuka ?
Kekeliruan yang sering dilakukan ketika berbuka shaum adalah mendahulukan makanan berat dalam jumlah banyak seketika berbuka. Perilaku demikian bisa menyebabkan berbagai ketidaknyamanan dan masalah pencernaan serta mengganggu kegiatan ibadah malam harinya.
Saluran pencernaan membutuhkan waktu untuk memproses makanan setelah mengalami kekurangan kalori akibat seharian penuh berppuasa. Maka berlebihan mengkonsumsi makanan berat saat berbuka akan memaksa lambung memproduksi berbagai emzim dalam satu waktu, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman.
Agar tidak terjadi hal – hal seperti tersebut di atas maka dianjurkan untuk menerapakan pola makan sehat sewaktu berbuka, yaitu dengan cara menyegerakan berbuka dengan mengkonsumsi segelas air dan makanan ringan yang mudah dicerna, sangat diutamakan jika dapat memperoleh kurma seperti yang dilazimkan Rasulullah saw ketika berbuka.
Salman bin Amir ra bercerita bahwa Nabi saw pernah bersabda : “jika salah seorang di antara kalian hendak berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma kering. Jika tidak ada maka minumlah air putih karena air putih itu membersihkan.” (HR At-Tirmidzi).
Kurma mengandung berbagai  macam nutrisi penting, di antaranya adalah karbohidrat komplek yang berguna untuk menyeimbangkan kadar glukosa dalam darah.

Makanan apa saja yang paling baik dikonsumsi ketika sahur ?
Makanan yang dipilih ketika sahur sangat penting dalam membantu menentukan kualitas kebugaran tubuh ketika menjalankan shaum. Sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan alami yang kaya serat dan nutrisi, hindarkan makanan yang mengandung senyawa kimia sintetis (pengawet/perasa/pewarna buatan).
Sayuran, protein, dan buah – buahan, serta cukupkan kebutuhan air minum dengan secara bertahap mengkonsumsi 2 liter air. Suplai tambahan dari herbal – herbal alami pun sangat baik untuk membantu tubuh mencapai kebugaran yang optimal dan mencegah dari berbagai serangan penyakit di kala shaum. Sari kurma dan madu menjadi wajib dikonsumsi  bagi mereka yang beraktifitas padat di siang hari. Cinnamomum juga bisa membantu bagi mereka yang memiliki masalah pencernaan.

Apakah shaum bisa menyebabkan atau memperparah Gastritis (Maag) ?
Shaum berarti mengubah pola hidup, terutama pola makan. Saat shaum kita hanya diperbolehkan makan pada waktu sahur dan buka puasa.
Perubahan pola makan saat shaum sebenarnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, bahkan diyakini mampu mengendalikan penyakit tertentu. Beberapa penelitian menunjukkan berpuasa memberikan keuntungan bagi tubuh yang tidak diperoleh ketika tidak sedang berpuasa.
Namun terkadang bagi orang – orang yang memiliki catatan kesehatan tertentu , berpuasa mendatangkan kekhawatiran. Pasalnya ada beberapa penyakit yang ‘katanya’ rentan terkena masalah apabila melakukan shaum. Saat jam biologis tubuh manusia bergeser pada waktu menjalankan ibadah shaum, sebetulnya tubuh pasti akan bertoleransi. Biasanya para pengidap penyakit maag paling sering mempertanyakan, apakah mereka bisa menjalankan ibadah shaum dengan aman ?
Pada prinsipnya, secara umum penderita maag boleh menjalani ibadah shaum bahkan dianjurkan, apalagi bila penyakit maag itu hanya gangguan fungsional dan masih dalam tahapan ringan. Yang tidak disarankan untuk shaum adalah mereka yang telah sampai pada tahap parah, misalnya mengalami muntah – muntah dan pendarahan.
Strategi dalam pengaturan makanan saat santap sahur dan berbuka puasa juga berperan untuk mengurangi gejala maag. Dalam kondisi diperlukan bisa dibantu dengan mengkonsumsi herbal-herbal yang menguatkan pencernaan.

Apakah shaum bisa menyebabkan sariawan ?
Keluhan penyakit yang juga kerap terjadi pada orang yang sedang shaum adalah sariawan dan bibir pecah – pecah. Untuk sariawan, biasanya penyakit ini akan hilang dengan sendirinya setelah empat hari. Namun jika tidak kunjung sembuh maka anda harus mengambil tindakan pengobatan, terutama jika sariawan tersebut disebabkan oleh infeksi bakteri yang membutuhkan antibiotic. Walaupun sesaat, penyakit tersebut tentunya akan mengganggu.
Sariawan atau stomatitis aftosa adalah peradangan yang terjadi pada lapisan mukosa mulut berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan agak cekung dan biasanya muncul di lidah, gusi, langit – langit mulut, dan pipi bagian dalam.
Prof. Dr. Drg. Melanie S. Djamil, Biomed, sariawan yang muncul lebih terkait dengan daya tahan tubuh. “jika lama tidak puasa, misalnya tak terbiasa puasa Senin-Kamis, terus sekarang menjalani puasa Ramadhan selama sebulan penuh, kimia tubuh akan mengalami perubahan. Epitel rongga mulut saat puasa tidak cepat regenerasi, akibatnya terkena sikat gigi atau tergigit sedikit akan menimbulkan luka yang menimbulkan sariawan.”
Untuk mengurangi risiko sariawan ketika shaum adalah dengan makan dengan tenang ketika sahur atau berbuka untuk menghindari bibir atau lidah tergigit. Juga bisa dibantu dengan mengkonsumsi yoghurt, dan herbal – herbal yang kaya vitamin C ketika sahur.

Alhamdulillah, semoga kita diberikan kesehatan dan kelapangan usia untuk bisa bertemu dengan Bulan Penuh Berkah, Ramadhan, dan mampu memaksimalkan setiap waktu di dalamnya dalam kenikmatan ibadah, amin.
Sumber : BRC
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Arsip Blog

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Direktori Obat-Obatan Herbal - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger